Apa yang harus diargumentasikan bagi pemikiran yang selalu tersalahkaprahkan?
Tak banyak bicara dikira ngga mampu apa-apa. Tidak mempublikasikan dikira kalah dengan pengrajin pamer ๐
Memerankan sebagai ex-love news broadcaster sekaligus netijen, begitu rajinnya mengamati, membanding-bandingkan, dan menguliti terhadap pemeran si ex yang mereka anggap sudah kalah telak dan sepantasnya menerima ‘hukuman’. Rajinlah mereka mengamati bahwa si peri bidadari sebagai pemeran yang pantas dimenangkan, disanjung, dan dibenarkan apapun kesalahannya, lalu beranggapanlah bahwa sekarang si ex hidupnya nelangsa, tak lagi punya cinta, tak lagi mendapat pemberian dari peri bidadari yang konon kabarnya lebih memberikan pemberian-pemberian kepada orang-orang di sekitar si ex, maksudnya supaya si ex tau kalau dia kini dianaktirikan.
Hehe.. ๐
Sayang, rejeki itu bukan dari si A, si B, si C, melainkan dari Allah SWT. Berungkaplah sedikit si ex bahwa kini, bukan lagi tentang seseorang dari masa lalu, tetapi ada peri-peri baru yang tak kalah luar biasanya. Mengira itu dusta belaka, maka ditunjukkanlah sedikit clue berupa nama, gift, sekilas identitas, dan seulas tampilan dokumentasi buat bukti, hueee… netijen mulai gerah ingin mengorek lebih jauh siapa-siapa aja sosok baru tersebut. Oohh.. no…no… saya bilang, kali ini saya ngga akan sembarangan mengobral dengan siapa saya di luar lingkungan 5-hari dalam seminggunya saya, kuatir kejadian provokasi kembali terulang dan terulang lagi. Jadi kalau ada pertanyaan weekend saya dengan siapa, cukup senyumin aja ๐ kalau masih penasaran juga tanya kenapa ngga ada foto/videonya diposting? Kan saya udah bilang saya ngga akan lagi obral-obral orang-orang di akhir pekannya saya, kuatir nanti dibikin ambyar lagi ๐คญ