Apa yang harus diargumentasikan bagi pemikiran yang selalu tersalahkaprahkan?

Tak banyak bicara dikira ngga mampu apa-apa. Tidak mempublikasikan dikira kalah dengan pengrajin pamer ๐Ÿ˜

Memerankan sebagai ex-love news broadcaster sekaligus netijen, begitu rajinnya mengamati, membanding-bandingkan, dan menguliti terhadap pemeran si ex yang mereka anggap sudah kalah telak dan sepantasnya menerima ‘hukuman’. Rajinlah mereka mengamati bahwa si peri bidadari sebagai pemeran yang pantas dimenangkan, disanjung, dan dibenarkan apapun kesalahannya, lalu beranggapanlah bahwa sekarang si ex hidupnya nelangsa, tak lagi punya cinta, tak lagi mendapat pemberian dari peri bidadari yang konon kabarnya lebih memberikan pemberian-pemberian kepada orang-orang di sekitar si ex, maksudnya supaya si ex tau kalau dia kini dianaktirikan.

Hehe.. ๐Ÿ˜

Sayang, rejeki itu bukan dari si A, si B, si C, melainkan dari Allah SWT. Berungkaplah sedikit si ex bahwa kini, bukan lagi tentang seseorang dari masa lalu, tetapi ada peri-peri baru yang tak kalah luar biasanya. Mengira itu dusta belaka, maka ditunjukkanlah sedikit clue berupa nama, gift, sekilas identitas, dan seulas tampilan dokumentasi buat bukti, hueee… netijen mulai gerah ingin mengorek lebih jauh siapa-siapa aja sosok baru tersebut. Oohh.. no…no… saya bilang, kali ini saya ngga akan sembarangan mengobral dengan siapa saya di luar lingkungan 5-hari dalam seminggunya saya, kuatir kejadian provokasi kembali terulang dan terulang lagi. Jadi kalau ada pertanyaan weekend saya dengan siapa, cukup senyumin aja ๐Ÿ˜Š kalau masih penasaran juga tanya kenapa ngga ada foto/videonya diposting? Kan saya udah bilang saya ngga akan lagi obral-obral orang-orang di akhir pekannya saya, kuatir nanti dibikin ambyar lagi ๐Ÿคญ

Ngopi di alam bebas

Beberapa tahun silam, saya juga termasuk orang yang getol menyambangi cafรจ-cafรจ yang bernuansa alam, yang membuat kita seolah berada di tengah alam, meski itu artifisial.

Melambat laun, setelah pula saya banyak beraktivitas olahraga yang seringnya blusukan, semakin lebih saya menyukai berada untuk rehat alias nongkrong di tempat yang benar-benar alam, bukan yang versi buatan tangan manusia. Tak lagi ingin merasa berbangga dengan ‘nongki di cafรจ’ yang perasaan saya lebih ke ‘fake’ gitu ya, tetapi real nature nya itu yang lebih ingin saya dapatkan, sembari menyeruput secangkir โ˜•๏ธ kopi sachet-an di warung kopi di lokasi rehat. Rasanya… bikin hidup lebih fact dan lebih indah ๐Ÿ

 

Niat Baik

Kenapa harus menunggu untuk menunaikan suatu niatan baik?

Kalau punya niat baik, segeralah laksanakan. Mengutip tentang berbuat baik Rasulullah SAW mengajarkan kita agar senantiasa mengerjakan kebajikan, dan harus sesegera mungkin, sebelum niat berbuat baik tersebut berubah dan tidak terlaksana.

Jadi, kalau niat berbuat baik malah menunggu-nunggu orang lain melakukan dorongan, ya kalau yang mendorongnya kenceng, kalau yang mendorongnya lemot kan susyah ya? ๐Ÿ˜€

Penampungan Pendapat

Kemarin pulang dari suatu urusan udah sekitar jam delapan saat langit telah melelapkan bola surya sejak senja tadi. Berkendara angkot, hanya ada saya dan satu orang ibu paruh baya berpakaian muslimah.

Sepeninggal arus tengah kota, di trotoar jalan jejeran gedung perkantoran pemerintah daerah, dua orang muda-mudi menyetop angkot hendak menumpang namun minta sekaligus diantar ke salah satu jalan yang tidak dilewati angkot, sedikit berdiskusi akhirnya si sopir angkot setuju. Mereka berdua duduk menyudut di belakang jok sopir, saya satu deretan tapi paling ujung dekat kaca belakang. Si ibu paruh baya di seberangnya dekat pintu angkot. Saya hanya melihat sekilas si perempuan berjilbab hitam ini bersandar manja pada (katakanlah) pacarnya yang hanya mengenakan kaos dalam dan jeans. Selebihnya saya alihkan pandangan keluar jendela. Usai sampai tujuan, muda-mudi itu turun tak lupa membayar ongkos, si ibu paruh baya mulai membuka obrolan dengan saya.

“Kelakuan ngga tau malu ya mbak, depan umum begini cium-ciuman…nggak mikir lagi si cewek itu berjilbab. Kalau mau begitu ya jangan pake jilbab sekalian!” Rutuk ibu itu tampak kesal.

Saya iyakan aja sambil senyum. Dan selanjutnya ibu tadi terus berkomentar tentang kelakuan muda-mudi tadi. Saya manggut-manggut aja.

Usai ibu tadi turun dan jadinya beliau pamitan ke saya, saya kira sudah selesai tugas saya jadi pendengar. Eeh… giliran si sopir angkot angkat bicara,

“Ibu itu harusnya ngga usah ngomong gitu ya mbak? Urusan orang lah, mau begini mau begitu. Lagipula jaman sekarang ya udah ngga aneh mau perempuannya jilbab juga. Saya sih namanya bawa penumpang tuh ya macam-macam tingkahnya tapi sing penting bayar. Ibu itu aja pinter dewek bae,”

Lagi-lagi saya sih cuma cengar-cengir aja, mau komen juga waduuhh… bukan pada tempatnya ๐Ÿคญ

Hanya saja, kenapa komen-komen mereka jadi bermuaranya ke saya? Apa karena penampilan saya yang mengenakan T-shirt berlapis jaket, celana panjang katun, sepatu kets lengkap dengan kaos kaki, dan bertopi? Hmm…

Trek Pole

Saat di tengah jalur pendakian pijakan terasa menanjak dan licin, dan kamu berpegang pada trek pole, pula benda tersebut berkualitas dan berharga mahal.

 

Bagaimana bila keadaan serupa tanpa trek pole? Kamu hanya berpegang pada dahan pohon tapi dahan pohon patah? Berpegang pada akar pohon tapi akar terputus? Berpegang pada serabut belukar tetapi belukar berduri?

Maka berbanggalah kamu yang memiliki trek pole berharga, tidak seperti bagi yang berpegang pada pilihan-pilihan rapuh tersebut.

Macet

Selisih paham begitu mudah terjadi dalam kondisi yang mana lingkungan sangat mendukung kejadiannya.

Jalan-jalan sesiang ini selain sekadar melipir ke pinggiran kota, karena nggak kebagian seat di food court pusat-pusat perbelanjaan, dan ternyata sekaligus mendapat ilham.

Terik siang ini teramat membakar. Kemacetan lalulintas tak terelakkan. Gerah, resah, ingin tergesa sampai di tujuan. Hanya ada tiga orang penumpang di sekitar saya. Satu orang ibu paruh baya dekat pintu, satu orang ibu muda dengan anak balitanya di sisi kiri saya. Si ibu paruh baya memecah keheningan siang dalam angkot dengan menyapa dan tertawa melihat si balita terangguk-angguk mengantuk. Tiba-tiba saja si sopir bergumam menggerutu. “Udah tau jalan macet, ngomong bae sih bu! Macet tuh kan kondisi jalannya ya macet! Bli ngerti ai sopir kuh kerjaannya capek, nyetir nganter penumpang, yang jadi penumpang enak bae tinggal komplen!”
Sementara, entah mungkin tak mendengar omelan si sopir karena bising deru kendaraan, terus saja si ibu paruh baya tertawa dan bertanya tentang si balita pada ibunya.

Begitu tiba di tujuannya dan turun, si ibu tadi membayar ongkos dan melenggang menjauh. Spontan lagi, si sopir marah-marah, katanya, ongkosnya kurang dua ribu. Tapi si ibu tadi sudah kian menjauh. Makin kencang saja omelan si sopir, “Udah bayar ongkos kurang, ribut minta nggak pake macet, ya naik mobil dewek bae!”

๐Ÿคญ

Kira-kira ada nggak kelakuan kayak gitu? Terperangkap situasi yang membuat kamu bersikap you judge somebody ’cause you think you’re right, exactly right, yang justru mengundang senyum dari kita yang dalam kondisi berpikir tenang dan waras.

RUWART

Berkunjung ke Pameran Lukisan RUWART
tanggal 4 – 9 Februari 2022
lokasi: Gedung Negara, Krucuk,
Kota Cirebon

scroll ke bawah untuk detail judul dan karya lukisan ๐Ÿ‘‡๐Ÿผ

Title: Mangga
Karya: Nuroji
Media: Oil on Canvas

Title: Orenz Queen
Karya: Licka
Media: Oil on Canvas

Title: Mencari Kebenaran Bukan Pembenaran
Karya: Asep Dheny
Media: Acrylic on Canvas

Title: Riang Dalam Wejangan Bapak (Punakawan)
Karya: Drajat
Media: Oil on Canvas

Title: Spiritual
Karya: Mulyadi
Media: Acrylic on Canvas

Title: Allah Sumber Kekuatan
Karya: M.Kholid
Media: Acrylic on Canvas

Title: Pertemuan
Karya: Punto
Media:Acrylic on Canvas

Title: Keraton Kasepuhan
Karya: Bang Zoel
Media: Acrylic on Canvas

Title: Menangkap Ikan Pembawa Cuan

Karya: Didid Stova

Media: Acrylic on Canvas

Sandal siapa nih?

Lebay

Kenali lawanmu.

Bagus itu, memiliki amunisi lengkap, persenjataan serba matic dan tekno, cadangan berlimpah, pasukan sejumlah banyak dan tangguh, pun termasuk sepatu mengkilap. Tinggal tekan satu tombol peluncur roket, sasaran pun hancur lebur.

Hebat! Sigap! Tangguh!
Apapun jenis senjata penggempur tak ada yang kurang yang kamu miliki.

Untuk menepuk seekor nyamuk.

๐Ÿ˜ต