Senyum Salah Alamat

Sepagi ini ada-ada aja peristiwa di luar skenario. Kurang lima menit lagi jarum jam menunjukkan pukul tujuh. Sebentar lagi sirine tanda masuk jam kerja akan berkumandang memecah wahana. Aku semakin kencang memacu sepeda agar bisa bergegas inject print sidik jari sebagai penanda kewajiban hadir. Mana posisi inject print-nya berjauhan dan berlawanan arah pula dengan posisi tempat kerjaku.

Aha! Di depanku di antara seliweran kendaraan bermotor, ternyata ada si Gunle, rekanku yang paling jahil, tengah mengayuh sepeda juga Karena kita jarang-jarang ketemu kecuali saat berangkat dan pulang kerja, jadi kalau ketemu pasti saling ledek-ledekan abiz. Aku sedikit menepikan sepedaku mendekati sepedanya. Eiits! Tiba-tiba sebuah motor mendahuluiku, dan dia duluan menyapa rekanku tadi. Apes! Dia Pak MJ. Dia menoleh ke arahku dan senyum. Aku balas senyum. Emang nggak ada yang salah sih, Pak MJ memang friendly guy and youthful. Cuma aku rada sungkan sama dia, secara dia supervisor aku, dan orangnya suka rada-rada…. gitu. :mrgreen: Untungnya motor MJ duluan melaju. Lantas meledaklah tawa dan saling ejek antara aku dan Gunle. Sialnya nyaris saja sepedaku menghantam mobil yang baru saja akan parkir. Gunle makin mati-matian mentertawakanku.

Belum lagi bisa kuhapus senyum dari wajah ini ketika kuhentikan sepeda di parkiran motor. MJ pun masih di sana. Fiuh! Untung seorang rekan senior menyapa MJ dan mengajaknya jalan bersama memasuki gedung. Aku di belakang mereka untuk menuju si mesin absen. Di dekat meja receptionist aku bertemu dengan Mbak Icih, aku menyapanya dengan senyum, eh pas pula si MJ menoleh ke belakang, ke arah mukaku. Huaaaa!! Makin keky hati ini, haduuh bisa-bisa dia mengira aku terus-terusan ngajak dia senyum. Ohlalaaa….. buru-buru aku berlari menuju mesin inject print dan langsung keluar meninggalkan gedung kantor tsb dan gegas melarikan sepedaku menuju kantorku.